Senin, 28 Oktober 2013

Haram Pria Berjabat Tangan Dengan Wanita Bukan Mahramnya

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Bagi setiap muslim atau muslimah wajib tunduk kepada ketetapan Islam, baik yang dirasa sesuai dengan kebiasaannya atau tidak. Karena Inti dari makna Islam adalah tunduk dan menyerah kepada katetapan Allah Ta'ala. Sehingga Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tidak beriman salah seorang kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa."
Dalam hubungan pergaulan laki-laki dan perempuan, Islam telah memiliki satu aturan yang menjadi bagian dari syariatnya. Setiap muslim wajib tunduk dan patuh terhadapnya. Ia wajib menerima dan menjalankannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Mukminun: 51)
Pada dasarnya, berjabat tangan adalah sesuatu yang baik dan bagian dari kesopanan. Bahkan orang yang tidak mau berjabat tangan ketika bertemu atau hadir di suatu pertemuan, biasanya, dianggap sebagai orang sombong dan kurang beradab.
Menurut Imam An-Nawawi, berjabat tangan (salaman) telah disepakati sebagai bagian dari sunnah ketika bertemu. Ibn Batthal juga menjelaskan, “Hukum asal jabat tangan adalah satu hal yang baik menurut umumnya ulama.” (Syarh Shahih Al-Bukhari Ibn Batthal, 71/50).
Dalam beberapa riwayat, jabat tangan juga diamalkan para sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Imam Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik: “Apakah jabat tangan itu dilakukan diantara para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam?” Anas menjawab: “Ya.” (HR. Al-Bukhari, 5908)
Abdullah bin Hisyam mengatakan: “Kami pernah bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sementara beliau memegang tangan Umar bin Al-Khattab.” (HR. Al-Bukhari 5909).
Ka’ab bin Malik mengatakan: “Aku masuk masjid, tiba-tiba di dalam masjid ada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berlari menyambutku, menjabat tanganku dan memberikan ucapan selamat kepadaku.” (HR. Al-Bukhari 4156).
Keutamaan Berjabat Tangan
Berjabat tangan dengan sesama saudara seiman memiliki banyak keutamaan, antara lain:
Pertama, orang yang berjabat tangan akan diampuni dosanya.
Dari Al Barra’, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bersabda: “Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan kecuali akan diampuni dosa keduanya selama belum berpisah.” (Shahih Abu Daud, 4343).
Dari Hudzifah bin Al-Yaman, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu dengan mukmin yang lain, kemudian dia memberi salam dan menjabat tangannya maka dosa-dosa keduanya akan saling berguguran sebagaimana daun-daun pohon berguguran.” (Diriwayatkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah, 525).
Kedua, Berjabat tangan bisa menjadi sebab hilangkannya kebencian dalam hati.
“Lakukanlah jabat tangan, karena jabat tangan bisa menghilangkan permusuhan.”  Tetapi hadis ini didhaifkan oleh Syaikh Al Albani (Ad Dha’ifah, 1766)
“Lakukanlah jabat tangan, itu akan menghilangkan kedengkian dalam hati kalian.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ dan didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani)
Terdapat beberapa hadis dalam masalah ini, namun semuanya tidak lepas dari cacat. Terlepas dari hadis di atas, telah terbukti dalam realita bahwa berjabat tangan memiliki pengaruh dalam menghilangkan kedengkian hati dan permusuhan.
Ketiga, Berjabat tangan merupakan ciri orang-orang yang hatinya lembut.
Ketika penduduk Yaman datang, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Penduduk Yaman telah datang, mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian.” Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkomentar tentang sifat mereka: “Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk berjabat tangan.” (HR. Ahmad 3/212 & dishahihkan Syaikh Al Albani, As Shahihah, 527).
Namun, perlu diperhatikan bahwa penjelasan di atas berlaku untuk jabat tangan yang dilakukan antara sesama laki-laki atau sesama wanita. Sedangkan berjabat tangan antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram hukumnya adalah haram. Berikut ini kami sertakan beberapa dalilnya:
1. Dalam Shahihain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menegaskan :
إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبَهُ مِنَ الزَّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زَنَاهُمَا النَّظَرُ وَالْأُذَنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zananya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan hati berhasrat dan berangan-angan dan hal tersebut dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan.
Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (8/457) mengatakan: “Bahwa setiap anak Adam ditakdirkan untuk melakukan perbuatan zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina sesungguhnya, yaitu memasukkan kemaluan ke dalam kemaluan. Di antara mereka ada yang zinanya tidak sungguhan, dengan melihat hal-hal yang haram, atau mendengarkan sesuatu yang mengarahkan pada perzinaan dan usaha-usaha untuk mewujudkan zina, atau dengan bersentuhan tangan, atau menyentuh wanita asing dengan tangannya, atau menciumnya…”
Sedangkan pada (16/316), An-Nawawi menjelaskan: “Hadits ini menerangkan bahwa haramnya memegang dan menyentuh selain mahram karena hal itu adalah pengantar untuk melakukan zina kemaluan”.
Ibn Hibban memasukkan hadits ini dalam kitab Shahih-nyadi bawah judul: “Bab Penggunaan istilah zina untuk tangan yang menyentuh sesuatu yang tidak halal.” (Shahih Ibn Hibban, 10/269)
Dalam kesempatan yang lain, Ibnu Hibban memberikan judul: “Bab: digunakan istilah zina untuk anggota badan yang melakukan suatu perbuatan yang merupakan cabang dari perzinaan.” (Shahih Ibn Hibban, 10/367)
Penamaan judul Bab dalam kitab shahih Ibn Hibban di sini menunjukkan bahwa beliau memahami bahwa kasus pelanggaran yang dilakukan anggota tubuh yang mengantarkan zina adalah bentuk perbuatan zina. Karena penamaan judul bab para penulis hadits adalah pernyataan pendapat beliau.
Al Jash-shas mengatakan: “Digunakan istilah zina untuk kasus ini dalam bentuk majaz (bukan zina sesungguhnya dengan kemaluan, -pen).” (Ahkam Al-Qur’an, 3/96)
Kesimpulannya, istilah zina bisa digunakan untuk semua anggota badan yang melakukan pelanggaran, karena perbuatan tersebut merupakan pengantar terjadinya perzinaan. Sedangkan zina yang hakiki adalah zina kemaluan.
2.  Hadits Ma’qil bin Yasar Radhyiallahu ‘Anhu :
لَأَنْ يُطْعَنُ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ar-Ruyani dalam Musnad-nya no.1282, Ath-Thabrani 20/no. 486-487 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 4544 dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226).
Hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram adalah dosa besar (Nashihati lin-Nisa' hal.123)
Berkata Asy-Syinqithy dalam Adwa` Al-Bayan (6/603): “Tidak ada keraguan bahwa fitnah yang ditimbulkan akibat menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram lebih besar dan lebih kuat dibanding fitnah memandang”.
Berkata Abu ‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali Al-Makky Al-Haitami (Az-Zawajir 2/4) bahwa: “Dalam hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh dan berjabat tangan dengan selain mahram adalah termasuk dosa besar”.
3.  Hadits Amimah bintu Raqiqoh Radhiyallahu ‘Anha, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
إِنِّيْ لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ
Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita.” (HR. Malik 1775, Ahmad 6/357, Ibnu Majah 2874, An-Nasa'i 7/149, dan lainnya)
Hadits ini dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Fathul Bari 12/204, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 529 dan Syeikh Muqbil dalam Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa Fii Ash-Shahihain).
Berkata Ibnu ‘Abdil Barr dalam At-Tamhid (12/243): "Dalam sabda beliau 'aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita' ada dalil tentang tidak bolehnya seorang lelaki bersentuhan dengan perempuan yang tidak halal baginya (bukan mahramnya-pent.) dan menyentuh tangannya dan berjabat tangan dengannya.”
4. Hadits ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha dalam riwayat Shahihain, beliau berkata:
وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَدَ امْرَأَةٍ قَطٌّ فِي الْمُبَايَعَةِ أَنَّهُ يُبَايِعُهُنَّ بِالْكَلاَمِ
Demi Allah tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyentuh tangan wanita dalam berbai’at, beliau hanya membai’at mereka dengan ucapan".
Berkata Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (13/16): “Dalam hadits ini menjelaskan bahwa bai’at wanita dengan ucapan, bukan dengan menyentuh tangan”.
Berkata Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (4/60): “Hadits ini sebagai dalil bahwa bai’at wanita dengan ucapan tanpa dengan menyentuh tangan.”
Jadi bai’at terhadap wanita dilakukan dengan ucapan tidak dengan menyentuh tangan. Adapun asal dalam berbai’at adalah dengan cara menyentuh tangan sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membai’at para shahabatnya dengan cara menyentuh tangan mereka. Hal ini menunjukkan haramnya menyentuh/berjabat tangan kepada selain mahram dalam berbai’at, apalagi bila hal itu dilakukan bukan dengan alasan bai’at tentu dosanya lebih besar lagi.

Selasa, 30 Juli 2013

Saat-Saat Terakhir Bersamamu











 PERTAMA
      Pada suatu hari aku mengikuti tes untuk masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).Setelah aku mengikutin tes tersebut aku harus menunggu pengumuman apakah aku masuk di SMP yang aku pilih itu karena aku benar-benar ingin masuk ke SMP yang aku pilih itu. Setelah aku menunggu lama sampai berminggu-minggu aku mendapatkan pengumuman kalau hasil tes itu akan di umumkan pada hari ini. Aku segara menuju ke SMP tersebut bersama teman-temanku yang juga ingin masuk ke SMP yang sama sepertiku. Sesampainya aku di SMP itu aku langsung menuju keruangan pengambilan hasil tes.Disana aku diberi sebuah amplop yang isinya adalah pegumuman hasil tes.Saat aku membukanya aku sangat deg-degan.Dan aku pun membuka amplop itu ternyata aku di terima di SMP yang aku pilih itu.Di hari itu lah aku sangat bahagia.Dan teman-temanku juga semuanya di terima.
      Pada ke esokan harinya aku pun berangakat sekolah.Di sekolah aku mengikuti MOS yang memang dilaksanakan untuk murid baru kelas 7 sepertiku.Sesampainya di sekolah aku langsung menuju ke ruang kelas yang mungkin itu adalah teman-teman baruku tapi itu hanyalah kelas sementara nanti juga aku di pindahkan lagi ke kelas yang sebenarnya. Setelah aku ke kelas untuk menaruh tas aku langsung keluar dari ruangan kelas dan aku bergegas mencari teman-teman SD ku. Saatku bertemu dengan teman-temanku aku berbincang-bincang dengan teman-teman SD ku tentang sekolah yang di anggap kami baru.Waktu pun telah lama berjalan, dan bel tanda masuk sekolah pun berbunyi aku langsung bergegas masuk ke kelas dan mengikuti materi yang diajarkan.
      Bel istirahat pun berbunyi aku pun lansung menghampiri teman-teman SD ku yang sedang di kantin.Saat aku mengobrol aku melihat seorang cowok yang menurutku biasa saja.Aku pun bertanya kepada Fanny.
“Eh, itu siapa?” kataku.
“Oh, nama dia Akbar, dia sekelas denganku. Hayo kenapa kok nanya-nanya kamu suka ya sama dia?” jawab Fanny.
“ih, kenal aja enggak masa udah langsung suka. Kamu ini ada ada aja!”
“Ya emang salah ya kalau misalkan enggak kenal terus suka?”
“Ya enggak sih, tapi masa aku suka sama dia enggak mungkin lah!”
“Hey, kamu itu jangan ngomong kaya gitu bisa aja nanti kamu suka.”
“Enggak mungkinlah.Sudahlah jangan di bahas lagi!”
      Setelah lama kita berbincang-bincang aku dan teman-temanku tak sadar kalau waktu telah usai.Dan bel pun berbunyi.Aku dan teman-temanku langsung menuju kelas masing-masing. Untuk mengikuti pelajaran yang akan di ajarkan. Selama pelajaran tidak tahu kenapa aku selalu teringan dengan cowok yang baru saja aku kenal tadi. Sampai aku pun melamun memikirkan dia. Aku pun tidak menyadari kalau Pak Guru selalu memperhatikan ku yang sedang melamun. Dan akhirnya Pak Guru pun menegurku.
“Febry!Mengapa kau melamun?Sedang melamunkan apa kamu?” tegur Pak Guru.
“E..eh enggak pak. Aku lagi enggak melamunkan apa apa. Justru aku sedang memerhatikan bapak sedang menjelaskan” kataku yang berusah untuk mengelak agar Pak Guru tidak tahu kalau aku sedang melamunkan Akbar.
“Oh ya sudahlah, kirain bapak kamu melamun.”
“Iya Pak!”
“Sudah anak-anak kita lanjutkan pelajaran!” kata Pak Guru sambil melanjutkan pelajaran.
      Waktu pelajaran pun telah berlalu.Dan bel istirahat ke 2 pun berbunyi.Seperti biasanya aku pun langsung ke kantin untuk bertemu teman-teman yang sudah lebih dulu di kantin untuk membeli jajanan.Di kantin aku bertemu dengan Akbar lagi, saat Akbar lewat di hadapanku Fanny malah mengejekku terus menerus.
“cie Febry, itu Feb siapa yang lewat?” kata Fanny bermaksud untuk mengejek.
“cie kenapa? Akbar emng kenapa?”
“Alah kamu tuh masa tidak tahu maksud aku?”
“Emang maksud kamu apa?”
“Kamu kan suka sama Akbar?”
“Ih, aku tuh tidak suka dengan Akbar!” kata ku kesal.
      Karena aku sudah kesal maka aku langsung ke kelas.Dan mengobrol dengan teman teman baruku.Setelah lama aku dan teman-teman baruku mengobrol tiba-tiba bel masuk pun berbunyi. Tak seperti biasanya Guru yang mengajar pelajaran saat ini tidak ada karena sedang ada keperluan yang membuat Guru tersebut tidak masuk dan mengajar. Saat teman-teman sedang asyik ribut sendiri, aku hanya duduk di tempat dudukku sambil membaca buku dan tidak tahu kenapa aku lagi lagi memikirkan Akbar.Saat aku sedang memikirkan Akbar teman aku pun mengagetkanku.
“hayo! Febry lagi ngemikirin siapa?”
“Ak, eh enggak enggak mikirin siapa siapa kok! Kamu tuh ngagetin aku aja.”
“Hayooo Ak siapa? Ya tidakapa-apa dong sekali-kali hehe.”
“Bukan siapa-siapa! Sudahlah jangan dibahas”
“Ya sudahlah”
      Tak ku sadari bel pulang pun berbunyi. Aku pun langsung membereskan buku-buku dan dimaksukan ke tas. Setelah aku sudah siap untuk pulang aku pun berdo’a dan aku langsung bergegas pulang bersama Fanny.Di perjalanan aku pun tidak sadar kalau aku memikirkan Akbar lagi.Gara-gara aku memikirkan Akbar lagi Fanny yang rese itu bertanya.
“Hayo Febry lagi mikirin siapa?Akbar yaaa.”
“Ih apa sih aku tuh lagi ga mikirin siapa-siapa apalagi Akbar.”
“Kalau bukan Akbar terus siapa?”
“Aku tuh lagi mikirin PR yang banyak banget.” kataku bohong.
“PR? Kok udah di kasih PR aku aja belum di kasih PR”
“Sudahlah kamu tuh jangan bikin aku kesal!”
“Ya maap.”
      Aku pun sampai di depan rumah aku langsung masuk kerumah dan menuju ke kamar untuk mengganti seragam dengan baju untuk di rumah.Saat aku ada di kamar aku berniat untuk tidur karena lelah sehabis sekolah.Tapi tidak tahu kenapa aku tidak bisa tidur dan aku malah kepikiran Akbar terus.Dan tak ku sadari ternyata aku pun tertidur.
      Hari pun berlalu dengan cepat dan hari-hari yang berlalu itu aku lewatkan dengan bersekolah dan di rumah untuk belajar.
      Beberapa hari kemudian kelas yang sebenarnya pun di umumkan aku mendapatkan kelas 7G dan ternyata teman-teman yang adadi kelas baru ku ini adalah teman-teman yang menyenangkan.Aku pun bermairin bersama teman-teman baru ku ini.Saat sudah lama gokil-gokilan dengan teman baruku ini bel masuk pun berbunyi aku pun langsung duduk di bangku ku.Dan mengikuti mata pelajaran saat itu.Waktu telah berlalu bel istirhat pun berbunyi. Aku dan teman-teman pun langsung menuju ke katin dan membeli jajanan untuk di makan di depan kelas. Saat aku sedang membeli jajan ternyata Akbar ada di sebelah aku yang juga sedang membeli jajan sama sepertiku. Tidak tahu mengapa saat Akbar ada di sebelah aku hati aku berdegup dengan kencang.
      Membeli jajan pun sudah aku dan teman temanku langsung menuju ke depan kelas untuk menyatap jajan yang kita beli ini. Setalah sudah memakan jajan bel pun berbunyi teman-teman langsung masuk ke kelas tapi enggak tau kenapa aku malah mau ada di pintu dulu karena aku ingin melihat Akbar dulu. Setelah sudah melihat Akbar aku pun langsung masuk ke kelas dan Guru pun datang.Aku pun mengikuti pelajaran dengan serius.Bel istirahat ke 2 pun berbunyi aku langsung bertemu dengan Viola dan aku ke kantin bersamaViola.Saat di kantin aku melihat Akbar sedang bermain bola dan aku bertanya kepasa Viola.
“Eh, Akbar tuh manis ya?”
“Haha iya tidak tahu menurut kamu kali manis kalau menurut aku biasa aja”
“ih, manis tau”
“Emang kenapa?Wah jangan jangan kamu suka?”
“Hahaha enggak tau deh”.
      Ya mungkin benar aku ini suka sama Akbar aku sudah tidak bisa ngelak lagi kalau aku ini suka sama Akbar. Bel masuk pun berbunyi aku dan temanku pun lansung menuju kelas untuk mengikuti pelajaran. Waktu pun telah berjalan bel pulang pun berbunyi dan aku pun langsung pulang ke rumah.



      KEDUA
      Sesampainya aku di rumah aku langsung menuju ke kamar untuk merebahkan badanku di kasur.Dan lagi-lagi aku memikirkan Akbar. Yah mungkin aku suka sama Akbar dan aku juga mencintai Akbar. Tak ku sadari aku pun tertidur.
      Beberapa jam kemudian aku pun terbangun. Aku pun menuju ruang makan untuk makan malam bersama keluarga.Setelah aku makan aku pun langsung menuju kamar untuk melanjutkan tidurku.
      Pagi pun tiba saatnya aku untuk sekolah. Tapi sebelum aku berangkat sekolah aku sarapan terlebih dahulu saat aku berada di ruang makan Kakak ku bertanya kepadaku.
“De, kamu udah punya cowok untuk gebetan belum ?”Kata kakak ku.
“Ih, kakak nih apaan sih !Gak lah ngapain nyari cowok !”
“masa sih?”
“Iya lah ka lagian aku di sekolahin kan bukan buat nyari gebetan tapi buat belajar!”
“idihh bahasanya gak kuat, iya juga sih yaudah bagus deh!”
“iya kakak.”
      Setelah sarapan aku pun berangkat ke sekolah.Sesampainya di sekolah tiba-tiba aku menabrak seseorang yang sepertinya aku kenal.Dan benar saja itu adalah Akbar.Jantung aku pun berdegub dengan kencang.
“e…e..eh maaf maaf.” Kataku dengan gugup.
“iya gak papa kok.” Kata Akbar sambil tersenyum.
“yaudah deh aku ke kelas dulu. Bye.”
“eh…tunggu.” Menahan aku untuk pergi.
“eh iya ada apa?”
“nama kamu siapa?”
“Febry.”
“kamu kelas 7 kan kaya aku? Kelas 7 apa?”
“iya aku anak kelas 7G. Kalau kamu?”
“aku anak kelas 7F. berarti kelas kita sebelahan dong?”
“iya.”
“yaudah deh sampai ketemu lagi aku mau masuk kelas dulu. Bye.”
“iya bye.”
      Bell masuk pun berbunyi.
      Beberapa menit kemudian bell istirahat pun berbunyi bertanda istirahat.
      Aku dan teman ku Olivia dan Tania pun ke kantin untuk sekedar membeli makanan.Sesampainya di Kantin aku melihat Akbar yang sedang bermain bola di lapangan. Dengan baju yang di keluarin dan gaya rambut yang kece itu membuat dia terlihat sangat kece badai. Saat aku memperhatikan Akbar sambil berjalan tiba-tiba aku menabrak Angel yang sedang bersama dengan teman-temannya yang bernama Silvi dan Fifi.
“Heh, lo gak punya mata ya!” kata Angel marah padaku.
“maaf maaf gua kan gak sengaja!” kata ku.
“maaf maaf lo gak punya sopan santun banget sih gua tuh kakak kelas lo!”
“terus kalau lo kakak kelas gua, gua harus minta maaf sambil sujud di kaki lo! Enggak kan?!”
“dasar adik kelas belagu! Emang tadi lo lagi ngeliatin siapa sih keliatannya lagi ngeliatin Akbar adik kelas terkece di sekolah ini! Lo suka ya?!”
“gua ini kan yang belagu! Sok tau banget sih lo kak! Kalau iya kenapa kalau engga kenapa?!”
“awas aja lo sampai suka sama dia! Dia tuh gebetan gua!”
“dih ya suka suka gua dong kak hak hak gua mau suka atau engga! Udah deh gua keseni niat buat beli makanan bukan bertengkar sama lo kak! Bye.”
“Dasar anak belagu awas lo entar kalau ketemu.”
      Aku pun langsung pergi meninggalkan Angel dan teman-temannya dan langsung membeli makanan agar bisa segera ke kelas.Setelah membeli makanan aku pun langsung mengajak Olivia dan Tania untuk pergi dan ke kelas.Sesampai nya di kelas tiba-tiba Akbar menghampiriku.
“Hei Febry!” sapanya.
“eh..eh iya ada apa?”
“tadi lo berani banget ngelawan kakak kelas.”
“ya terus masa gua harus takut gituhh?”
“ya engga juga sih. Emang lo kenapa bisa berantem?Gua denger-denger nyebut nyebut nama gua?”
“iya tadi gua gak sengaja nabrak kak Angel tapi dianya malah nyolot terus katanya gua gak boleh deket deket lo gara gara dia suka sama lo!”
“hah apa kakak kelas yang sangar itu suka sama gua?”
“iya! Emang kenapa?Bukannya lo harusnya seneng ya?Kak Angel kan kakak kelas paling cantik di sekolah.”
“hah gua seneng boro boro! Lagian gua gak suka kali sama kakak kelas kaya gitu aku mah sukanya smaaaa…”
“sama siapa?”
“udah deh gua balik ke kelas dulu. Bye” langsung meninggalkan Febry.
      Sejak Akbar pergi aku masih memikirkan apa yang di katakan Akbar bahwa dia suka sama seseorang, tapi orang itu siapa? Yang pasti bukan aku.
      Bell pun berbunyi tanda nya masuk.Saat pelajaran di mulai aku tidak bisa konsenterasi karena salalu kepikiran yang tadi di katakan oleh Akbar.Tak sadar beberapa menit kemudian Bell pun berbunyi tandanya istirahat untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur.
      Aku dan temanku Tiara dan Ghina pun pergi ke masjid sekolah untuk sholat.Saat ingin masuk ke masjid tiba tiba Angel dengan sengaja menabrak bahu ku dan rasa nya sangat sakit sekali tetapi Angel langsung pergi dan tidak minta maaf padaku.Tetapi aku tetap masuk kemasjid walau bahu ku sakit sekali. Sesudah sholat aku dan teman temanku  langsung keluar dari masjid.
“Febry apa tidak sebaiknya kamu ke UKS untuk mengobati luka bengkak yang ada di bahu mu.”
“tidak usah Ghina aku tidak apa apa kok.”
“yaudah deh kalau itu mau mu.”
      Saat di jalan, tiba-tiba ada yang menepuk bahu yang tadi di tabrak oleh Angel.
“aww..”
“ehh maaf, bahu mu kenapa kok memar.”
“ahh Akbar sakit tauu, tadi ditabrak sama kak Angel.”
“hah yang bener? Yaudah kamu ke UKS aja obatin luka memar kamu nanti infeksi.”
“udah tidak usah aku gak papa kok.”
“udah lah kamu kesakitan kaya gitu di bilang engga papa.” Langsung menarik tanganku dan membawaku ke UKS.
      Sesampai nya di UKS Akbar pun langsung mengobati luka memar Febry.
“kamu kok perhatian sama aku? Terus yang tadi istirahat kamu bilang kamu suka sama seseorang tuh siapa?”
“hmmm sebenernya sihh aku perhatian sama kamu karenaaa…”
“karena apa?”
“karena aku suka sama kamu dan aku khawtir. Terus yang pas tadi istirahat aku bilang suka sama seseorang, seseorag itu kamu.”
“hah yang bener! Udah deh gak usah bercanda!”
“iya bener aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu. Kamu mau engga jadi pacar aku?”
“yang bener! Hmm sebenernya aku juga suka sama kamu. Iya dehh aku terima.”
“yang bener kamu nerima aku?”
“iya.” Tersenyum.















      KETIGA
      Keesokan harinya aku pun berangkat ke sekolah.Sesampai di sekolah aku langsung menuju ke kelas. Hari ini aku senang sekali karena sudah jadian sama Akbar. Sampai di kelas tiba-tiba teman teman ku ribut.
“cieee Febry yang udah jadian sama Akbar anak kelas 7F. Pajak Jadiannya dongg…” kata Ghina meledek.
“ih apaan sihh Pajak Jadian enak aja.” Balas ku.
“ya dongg Pajak Jadia…” kata Olivia.
“engga ada Pajak Jadian Pajak Jadian! Ahh !!”
      Tiba-tiba Akbar ada di depan pintu dan mengajak ku untuk pergi ke kantin.
“ciee pagi pagi udah di ajak pacar ke kantin…” ledek Kania.
“udahlah diem!”
Aku pun keluar menghampiri Akbar.
“Ada apa?”
“Kita ke kantin nyokk.”
“ayo.”
Sesampai nya di kantin.
“bahu kamu udah engga papa?”
“udahengga papa kok tenang aja.” Tersenyum.
Tiba-tiba Angel menghampiri aku dan langsung menarik tangan aku.
“heh gua kan udah ngasih tau lo jangan deket deket lagi sama Akbar gebetan gua!”
“yeee eelahh lagian Akbar kan Cuma gebetan lo! Bukan pacar lo! Terus kenapa gua pacarnya Akbar gak boleh deket deket sama Akbar?”
“hah apa lo pacaran sama Akbar! Lo kurang ajar banget! Dasar belagu!” sambil mendorong aku samapai terjatuh.
Tiba-tiba Akbar datang.
“heh lo apa apaan sih dorong dorong Febry sampai jatuh kaya gitu! Kemarin lo udah ngenabrak Febry sampai bahunya memar sekarang lo ngedorong Febry! Apa lo gak terima kalau gua pacaran sama Febry?!”
“iya gua gak terima lo jadian sama Febry karena gua suka sama lo!”
“tapi maaf gua gak suka sama lo! Jadi jangan terlalu berharap!”
Angel pun langsung pergi ke kelas nya dengan menangis.
“kamu engga papa?” Sambil membantu Febry untuk bangun.
“engga papa ko tenang aja.”
      Beberapa menit kemudian Bell berbunyi tanda masuk.Selama pelajaran di mulai aku sangat jenuh dan membosankan.
      Beberapa menit kemudian bell pulang berbunyi.Tidak seperti biasanya sekolah pulang secepat ini.
      Akbar pun telah menunggu aku di gerbang untuk mengantarku dengan sepedahnya.Saat aku hendak mengahampiri Akbat aku melihat Angel sedang memerhatikanku dan melototi ku.Tapi aku tidak mempedulikannya dan langsung mengahampiri Akbar.



      KEEMPAT
      Setahun sudah aku berpacaran dengan Akbar.Tapi beberapa hari ini Akbar jarang sekali menghubungiku aku merasakan ada yang aneh dengan Akbar.
      Ke esokan harinya aku berangkat ke sekolah dan sesampai di sekolah aku langsung ke kelas dan segera mencari Akbar tapi kata teman teman Akbar, Akbar belum berangkat.Aku merasa heran tidak seperti biasanya Akbar seperti ini.
      Bell pun berbunyi tanda masuk.
      Beberapa menit kemudian bell istirahat pun berbunyi.Aku pun langsung keluar dan mencari Akbar.
“Eh, lo temennya Akbar kan?”
“iya gua temen sekelasnya, lo kan pacarnya Akbar?Lo gak ngejenguk Akbar di UKS?”
“hah di UKS dia kenapa?”
“gua juga gak tau soalnya tadi tiba tiba Akbar mimisan terus pingsan.”
“hah, yang bener lo?!”
“iya bener.”
“yaudah deh makasih ya udah ngasih tau gua.”
“iya.”
      Aku pun langsung pergi ke UKS.Sesampai nya di UKS aku melihat Akbar yang sedang terbaring lemas dan sudah tersadar dari pingsan nya.
“kamu kenapa?”
“aku gak papa kok gak usah khawatir.”
“gimana aku gak khawatir. Kamu engga hubungin aku beberapa hari ini.Kenapa?”
“maaf handpone aku lagi di sita.”
“oh yaudah deh.”
      Aku pun menemani Akbar di UKS sampai akhirnya bell pulang berbunyi.
“udah pulang ayo aku antar kamu pulang pakai taxi.”
“tapi nanti kamu repot? Terus gimana sepedah aku?”
“engga papa kok aku engga repot. Kalau masalah sepedah kamu, aku nantikan bisa setelah aku mengantarkanmu pulang, aku kembali lagi kesini untuk mengambil sepedahmu dan mengantarkannya kembali ke rumahmu.”
“apa kamu enggak rapot?”
“enggak kok. Yaudah ayo kita pulang.”
Aku dan Akbar pun pulang.
      Keesokan harinya karena libur aku hanya ada di rumah.Dan aku berniat untuk menelfon Akbar.
“Hallo, Akbar?”
“Maaf de ini ibunya, ini siapa?”
“oh maaf bu saya Febry.”
“oh Febry pacarnya Akbar?”
“iya bu.”
“maaf ya de Akbar lagi engga bisa di ganggu.”











      Beberapa bulan kemudian.Tiba tiba handpone ku berbunyi dan ada yang menelfonku dan ternyata yang menelfonku adalah Akbar.Mengapa Akbar menelfonku?Tidak seperti biasanya.
“Hallo, iya ada apa Akbar?”
“maaf de ini ibunya.”
“oh tante iya ada apa tante?”
“ada berita buruk untukmu.”
“ada apa tante apa yang terjadi dengan Akbar?”
“tadi malam Akbar kritis dan sekarang Akbar telah menginnggalkan kami semua”
“hah apa maksud tante?!”
“iya Akbar sudah tidak ada. Sebenarnya Akbar itu sakit leukimia stadium terakhir.Dan Akbar tidak mau memberi tau mu karena takut kamu sedih.”
“engga mungkin tante!!” Menangis.
“sudahlah biarkan dia pergi dengan tenang. Sekarang jenazah nya sudah ada di rumah dan akan segera di makamkan. Sebaiknya kamu segera datang kemari.”
“baik lah tante aku akan segera kesana.”
      Aku pun langsung menuju ke rumah Akbar dengan perasaan yang tidak karuan air mata aku sudah membasahi pipiku.Aku sangat sedih karena aku sudah kehilang Akbar.Kenapa Akbar tidak memberitahuin aku kalau dia punya penyakit.
Sesampainya aku di rumah Akbar.Ternyata Akbar sudah di tutupi dengan kain dan aku langsung menghampirinya dan membuka kain sambil menangis.
“oh iya nak ini ada surat dari Akbar untuk kamu.”
“oh iya tante makasih.”
Setelah aku di beri surat oleh ibunya Akbar aku pun langsung membuka dan membacanya.
“sayang mungkin saat kamu membuka dan membaca surat ini aku sudah tiada di sisi kamu. Maaf kalau selama ini aku tidak membahagiakanmu dan aku tidak memberitahuimu tentang penyakitku ini.Aku tidak ingin kalau kau mengetahui penyakitku kau akan sedih aku tidak ingin melihat kau bersedih. Dan percayalah aku mencintaimu dengan tulus.Walau aku sudah tiada tapi percayalah aku selalu ada di hatimu dan selalu ada di sampingmu untuk menjagamu.

I LOVE YOU
Akbar.”
      Air mataku sudah tidak bisa terbendung lagi dan aku pun menangis setelah membaca surat itu.
      Berbulan bulan aku berusaha untuk melupakan Akbar.Tapi aku tidak bisa melupakan Akbar.Akbar selalu ada di hati aku sampai kapanpun itu.“Akbar aku kangen sama kamu, aku gak bias ngelupain kamu, aku cinta sama kamu, kenapa semua nya terasa begitu cepat, sekarang kau sudah tidak ada di sisiku lagi tidak bias menemaniku disaat aku senang atau sedih karena kau telah meninggalkanku, aku selalu berdo’a agar kau tenang alam sanah, Akbar kau yang selalu ada di hatiku sampai kapanpun itu.”




.THE END.