Langkahku semakin mantap untuk pergi menjauh. Tapi hati ini selalu minta untuk kembali. Tidak! aku akan tetap melangkah dan menolak permintaan hati untuk tetap bertahan. Karena aku tahu akan seperti apa nantinya jika aku tetap bertahan dengan perasaan yang salah. Bagaimana luka yang akan kau gurat di hidupku. Mungkin akan melebihi ini. Mendengar kau masih mengharapkannya saja aku sudah terluka. Lalu bagaimana jika aku tahu kau sudah bersamanya? Tentu sakit.
Menatap mu saja sudah membuat jantungku tak karuan. Melihat kau tertawa saja itu sudah menorehkan kebahagiaan untukku, walau hanya sedikit. Tapi setidaknya aku bisa melihat senyuman dari bibirmu itu. Kau selalu membuat hatiku luluh ketika ingin berhenti mencintaimu. Tapi aku tetap ingin meneruskan pemberhentian ini. Aku hanya ingin melindungi hatiku dari rasa luka.
Aku tahu jika aku menatapmu dengan perasaan cinta itu akan membuatku mendapatkan dosa. Tapi mata ini tak bisa berhenti menatapmu. Aku tahu kau selalu bertingkah konyol dan memalukan. Tapi itu bisa membuat teman-teman yang lain ikut tertawa. Aku ingin ikut tertawa tapi tak bisa. Kita tak seperti dulu, dulu yang masih ada kedekatan yang begitu hangat, dan membuatku terbawa dengan suasana itu.
Ingin rasanya detik ini juga aku menyapamu via BBM, memanggilmu seperti dulu. Tapi itu tidak bisa aku lakukan. Aku juga sangat ingin berbagi cerita tentang masalahku saat ini. Ya! lagi-lagi seperti dulu. Karena dulu kau selalu menemaniku, memberi masukan-masukan untuk aku menyelesaikan semuanya. Memberiku semangat ketika aku sedang kesusahaan menghafal ayat-ayat Al-Qur'an.
Jadi makmum dan sholat di belakangmu yang menjadi imam dengan teman-temanku saja aku sudah merasa bahagia. Aku merasa kau benar-benar akan menjadi imamku kelak. Aku selalu membayangkan hal itu. Tapi aku tahu hal itu mustahil. Karena aku tahu kau akan bersama dia di masadepan nanti, bukan bersamaku.
Kodok, kodok, kodok yang selalu dia ucapkan ketika memanggilmu. Jujur hatiku merasa tak nyaman, seolah-olah dia sangat dekat denganmu. Kapan aku bisa memanggilmu dengan panggilan khas dariku (lagi). Kapan sapaan hangat itu terulang kembali? Kapan stiker 'goodnight' itu akan muncul dari layar ponselku? Hanya chat terdahulu yang tersimpan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar