Senin, 02 November 2015

Dari sosok yang tak pernah kau lihat kehadirannya...

Kadang aku merasakan kecemburuan ini terlalu bodoh, dan aku rasa aku tidak berhak untuk merasakan hal seperti ini. Cemburu dengan orang yang jelas-jelas bukan siapa-siapaku. Dan aku pun bukan orang yang begitu penting dalam hidupmu. Tapi aku tidak bisa menahan kecemburuan ini. aku begitu muak ketika melihat kamu dekat dengan yang lain. Dekat yang begitu berlebihan. Yang aku fikir itu tak wajar.

Bahkan memangdangpun aku tak mampu. Emosiku semakin tak terkontrol ketika melihatnya. Aku tahu ini bukan hak ku untuk merasakan hal seperti ini. Tapi aku hanya wanita biasa, dan bukankah setiap wanita akan merasakan hal yang sama jika meliat pria yang dia cintai dekat dengan wanita lain selain dirinya? Bukan hanya itu! Tapi aku juga ingin di posisi mereka! Ya! Mereka yang bisa dekat denganmu! Seperti kita waktu dulu!

Mungkin ini terlihat begitu egois, aku minta maaf. Aku minta maaf karena terlalu menuntutmu, menuntutmu yang bukan siapa-siapaku. Tapi apa aku ini benar-benar begitu egois? Padahal aku saja tidak pernah mengutarakan semuanya padamu. Mengutrakan apa yang aku mau, apa yang aku rasakan saat ini, mengutrakan rasa kecewaku padamu. Bahkan aku saja tidak berani untuk mengungkapkan 1 kata atau 2 patah kata sekalipun. Harus berhadapan denganmu saja nyaliku sudah mengecil. Tatapanmu yang membuat aku yakin kamu tidak akan pernah mengagapku ada (lagi). Entah apa salahku, kau tidak pernah menjelaskan semuanya.

Mengapa hanya kau yang bisa merasakan bahagia? Kenapa aku tidak? Mengapa kau memberikan kebahagiaan lalu merampasnya begitu saja? Bukankah itu yang dinamakan egois? Kadang aku tak mengerti dengan persoalan ini. Aku tahu berlian sepertimu tak pantas untuk dimiliki oleh seoarang gadis miskin sepertiku.

Kini kau sedang berada dibelakangku, ya! dengan temanku. Entah ini apa, tapi aku merasakan hal yang berbeda. Bukan! ini bukan cinta yang biasanya muncul setiap aku mentap mu. Tapi benci yang aku rasakan saat ini. Iri yang aku rasakan saat ini. Aku ingin seperti dia, yang bisa duduk disampingmu. Yang bisa tertawa terbahak-bahak denganmu. Asal kau tahu, aku selalu berusaha menyangkal kecemburuan ini. Tapi tidak bisa!

Aku tahu aku tidak bisa melarangmu dekat dengan siapapun. Tapi ini juga bukan mau ku. Andai persaan ini tak pernah ada. Mungkin saat ini aku bisa bahagia dengan teman-teman yang ada disekelilingku. Aku tahu kau akan mengatakan kalau aku ini berlebihan. Berlebihan karena tulisan yang begitu lebay jika kau membacanya.

Apa kamu tidak bisa membiarkan boneka kecilmu ini beristirahat sejenak dengan rasa sakitnya? Dengan rasa lelahnya? Lelah dengan perasaan yang kau mainkan. Sakit dengan perasaan yang tak pernah kau sambut dengan kehangatan. Kadang aku membenci hari-hariku. Hari-hari yang harus aku lalui dengan melihatmu. Melihatmu bercanda dan tertawa dengan teman-teman perempuanku. Dan kamu tidak bisa seperti itu denganku (lagi). Memang apa bedanya aku dengan mereka? Apa bedanya?! Bukankah aku dengan mereka itu sama.

Kadang aku menatap langit begitu lama. Kedua tanganku tertadah, aku meminta kepada Tuhan agar perasaan ini dihilangkan. Dihilangkan selama-lamanya. Dan terkadang aku pun menyalahkan diriku sendiri.Ya! mengapa aku harus membiarkan orang sepertimu hadir dikehidupanku. Dan mengapa aku tidak bisa menahan perasaan ini, ya setidaknya tidak membiarkan rasa ini berkelanjutan menjadi cinta yang suci.

Bukan berarti aku menyerah dengan keadaan seperti in, hanya saja aku sudah lelah menjadi boneka yang selalu kau mainkan. Mengapa kau menawarkan kebahagiaan lalu dengan mudahnya kau renggut begitu saja. Bahkan dengan caramu yang sampai saat ini tak pernah ku megerti. Aku tahu ini salah, bahkan fatal. Kau yang telah menghancurkan perinsipku untuk tidak suka ataupun cinta dengan anak 1 kelas. Kau ubah semuanya. Lalu kau biarkan aku, kau tinggalkan aku dengan luka. Dan kau biarkan bayang-bayangmu selalu ada di benakku. Tak bisakah kau membuatnya pergi? Pergi selamanya. Agar aku bisa melupkan semuanya. Termasuk kenangan yang kita lalui dulu.





Dari sosok yang tak pernah kau lihat kehadirannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar